BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori
keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang mendasari
bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik keperawatan, beberapa
teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori komunikasi terapeutik
dari peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan sebagainya. Leininger’s
konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya merupakan salah satu teori
yang diap;ikasikan dalam praktik keperawatan.
Teori
leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk
keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transkultural nursing” sebagai area yang
luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care,
dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang universal
dalam keperawatan.
Aplikasi
teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan
apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional
memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep
petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal
kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma
– norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur seperti budaya minum
the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).
Leininger
mengembangkan dteorinya dari perbadaan kultur dan universal berdasarkan
kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber
informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari pemberian
peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat
yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Culture care adalah teori
yang holistic karena meletakan di dalam nya ukuran dari totalitas kehidupan
manusia dan berada selamanya, termasuk social struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta system
professional.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
- Konsep Holistiker ?
- Apa yang dimaksud dengan Caring
?
- Apa yang dimaksud dengan
Holisme ?
- Apa yang dimaksud dengan
Humanisme ?
- Apa itu Transkultural ?
C. Tujuan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti tentang Konsep Holistiker dalam
Ilmu Keperawatan dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah
dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.
D. Manfaat
Manfaat
dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
- Mahasiswa dapat mengetahui Konsep
tentang Holistiker.
- Menguasai berbagai macam konsep
tentang holistiker dan mempu memanfaatkan konsep tersebut dalam
keperawatan.
BAB
2
PEMBAHASAN
HOLISTIC CARE
1.1 Pengertian
Holistic Care
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’
yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan holistik bermakna membangun
manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam
pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically,
tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Pengobatan Holistic adalah,
Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa
dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh
manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya
satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
1.2 Sejarah
Holistic Care
Sejarah holistik dimulai sebelum
istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism
and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik, yang
mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populer dengan
cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926,
penyembuhan holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000
tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama
kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik
dimulai di India dan atau Cina.
1.3 Perawatan
Holistic
Semua bentuk praktik keperawatan
yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat
melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara
tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.
Asuhan keperawatan yang
didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan kebutuhan
fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat perlu
mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat
kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi
teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien
memahami arti kehidupan.
v DIMENSI PERAWATAN HOLISTIK
Dimensi hubungan antara bio-
psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahaman bahwa seseorang
merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa dipisahkan.
v NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
1.
Filosofi
dan Pendidikan.
Menekankan
bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka filosofi dan
pengetahuan.
2.
Holistik
Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan
bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh
penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang
kompeten.
3.
Holistik
Nurse Save Care.
Keyakinan
bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan
dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai suatu
alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
4.
Holistic
Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency.
Menekankan
pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan terapeutik yang
mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang
mendukung proses penyembuhan pasien.
1.4 Macam-Macam
Cabang Penyembuhan Holistik.
§ Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang
memanfaatkan alam dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu.
Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan
tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur,
herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar
para praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun,
dan lain-lain.
§ Holistik Modern.
Suatu teknik penyembuhan yang
menggabungkan penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern
yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar
200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy. Yang termasuk holistik modern
adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy
modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai
dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai
homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of
Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai
naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari
aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur
bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Ananopathy adalah gabungan teknik
pengobatan alternatif tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern,
dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat.
Pengobatan Ananopathy fokus pada
akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole),
bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan
menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya
hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam dan
sains modern.Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar
master atau pemimpin Ananopath adalah Danton.
Ananopathy dari segi aplikasinya bersifat 3, yaitu:
a.
Sederhana.
Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi.
b.
Cerdik.
Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya pandai.
c.
Bijaksana.
Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan.
Dari
segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a.
Tuhan.
Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b.
Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam.
c.
Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya atas
dasar kasih.
1.5 Teknik
Pengobatan atau Penerapan Holistik Care
Pengobatan Holistic adalah,
Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa
dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana Tubuh
manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya
satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang
lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu,
memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran
(Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan
seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan
pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan
membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor
pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan
cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada
umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah
Pasien Langgangan Dokter.
1.6 Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan
Methode
Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :
1.
Pengaturan
Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2.
Rileksasi,
dengan konsep Meditasi Penyembuhan
3.
.
Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
4.
Silaturahmi Doktrin
5.
Pancaran
Bio energy (Pranaisasi)
6.
Stimulan
promotor dengan Nutrisi Herbal
7.
Terapi
Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
8.
Hydroteraphy
dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
1.7 Motto Klinik
Holistik Care
C
: Caring
Ü Kami senantiasa mempertahankan
pelayanan kesehatan bernuansa caring.
A
: Accessible
Ü Kami memberikan pelayanan yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
R
: Research bassed
Ü Kami mengintegrasikan pembuktianklinis
dengan keahlian kami dan pilihan klien dalam membuat keputusan kesehata yang
tepat bagi dirinya.
E
: Empowerment
Ü Kami memberikan informasi yang
tepat bagi pasien agar mampu memberdayakan dirinya sendiri dalam membuat
keputusan yang tepat bagi kesehatannya.
CARING
Perawat merupakan salah satu
profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan
yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang
yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989).
Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin
dalam perilaku caring atau kasih sayang/cinta (Johnson, 1989) .
Caring
Ü Secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk
berdediksi bagi orang lain (sense of dedication to another person), pengawasan
dengan waspada (watchful supervision), perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi (feeling exhibiting concern and empathy for
others and a loving feeling).
Ü Secara teoritis dapat diartikan
Tindakan yang menunjukan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan
yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence Nightingale,
1860).
Definisi
Caring menurut Ahli :
A. Florence nightingale (1860):
Caring adalah tindakan yang
menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dlm membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan bersih, ventilasi yg baik & tenang kpd klien.
B.
Delores
gaut (1984)
Caring tdk mempunyai pengertian
yang tegas, tetapi ada 3 makna dimana ketiganya tdk dpt dipisahkan, yaitu
perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
C.
Crips
dan Taylor (2001) :
Caring merupakan fenomena
universal yang mempengaruhi bagaimana SSO berpikir, merasakan, &
berperilaku dlm hubungannya dengan orang lain.
D. Rubenfild (1999) :
Caring yaitu memberikan asuhan,
dukungan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun
nonverbal.
E. Jean watson (1985) :
Caring merupakan komitmen moral
utk melindungi, mempertahankan, & me↑ martabat manusia.
Dari beberapa pengertian2 tsb,
dpt disimpulkan bahwa pengertian caring adalah;
Suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati & kasih sayang kpd orang lain, dilakukan dgn cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dgn tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati & kasih sayang kpd orang lain, dilakukan dgn cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dgn tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Watson (1988)
dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
Exisestensial Philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya
caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat
kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri dan intuitif.
Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan
antara perawat - klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson),
mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B.
Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Berdasarkan kebutuhan tersebut,
Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual, karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan
dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit serta penyembuhan kesehatan.
Watson juga menekankan dalam
sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal
dari perpaduan nilai - nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar. Faktor
karatif membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan
perawat, kehidupan dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain
sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan membantu klien.
Paradigma Keperawatan Menurut
Watson
a. Keperawatan
Adalah
penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai
keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan self knowlegde, self control, selfcare dan self healing.
b. Klien
Adalah individu atau kelompok
yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, membutuhkan bantuan
terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat - sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self control, pilihan serta selfdetermination.
c. Kesehatan
Adalah kesatuan dan keharmonisan
di dalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang
lain serta antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak
asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini
bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Ada 7
asumsi tentang Science of Caring antara lain :
- Caring dapat
didemonstrasikan dan dipraktikkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
- Caring terdiri dari carative
factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
- Efektif caring
meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu serta keluarga.
- Respon caring menerima
seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi
apa dia dikemudian.
- Lingkungan caring adalah
sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yangada dan
disaat bersamaan membiarkan seseorang untuk memilih tindakan
terbaik bagi dirinya saat itu.
- Caring
lebih healthogenic daripada curing.
- Praktik caring merupakan
sentral bagi keperawatan.
Proses Keperawatan dalam
Teori Caring
Watson (1979) menekankan bahwa
proses keperawatan memiliki langkah - langkah sama dengan proses
riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah
dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses
riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
a. Pengkajian
Watson
(1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat
yaitu :
1) Lower
order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi
kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi dan oksigenisasi.
2) Lower
order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman dan seksualitas.
3) Higher
order needs (psychosocial needs) yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan berafiliasi.
4) Higher
order needs (intrapersonali needs) yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri
b. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk
menentukan bagaimana variable -variabel akan diteliti
atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design
untuk memecahan masalah mengacu pada ASKEP serta meliputi penentuan
data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa serta bagaimana data
akan dikumpulkan.
c. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan
implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
d. Evaluasi
Merupakan metode dan proses
untuk menganalisa data juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai dan apakah
hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
Jadi, teori
caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek
jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan. (Sujana, 2008).
Karakteristik
Caring
Menurut
Wolf dan Barnum (1998) :
v Mendengar dengan perhatian.
v Memberi rasa nyaman.
v Berkata jujur.
v Memiliki kesabaran.
v Bertanggung jawab.
v Memberi informasi.
v Memberi sentuhan.
v Memajukan sensitifitas.
v Menunjukan rasa hormat pada
klien.
v Memanggil klien dengan namanya.
Menurut
Meyer (1971) komponen utama caring adalah :
z Pengetahuan.
z Kesabaran.
z Kejujuran.
z Kepercayaan.
z Kerendahan Hati.
z Harapan.
z Keberanian.
Menurut Gibson (1987),
secara teoritik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga
kesehatan diantaranya :
- Variabel individu meliputi, kemampuan, ketrampilan,
latar belakang dan demografi
- Variabel psikologis meliputi, persepsi,
sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.
- Variabel organisasi meliputi, kepemimpinan,
sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan.
Leininger
(1991) mengemukakan teori Culture Care Diversity and Universality,
beberapa konsep yang didefinisikan antara lain :
- Kultural berkenaan dengan
pembelajaran dan berbagi sistem nilai, kepercayaan, norma dan gaya hidup
antar kelompok yang dapat mempengaruhi cara berpikir, mengambil keputusan
dan bertindak dalam pola - pola tertentu.
- Keanekaragaman kultural
dalam caring menunjukkan adanya variasi dan perbedaan dalam
arti, pola, nilai, cara hidup atau simbol care antara sekelompok
orang yang berhubungan, mendukung atau perbedaan dalam
mengekspresikan human care.
- Cultural
care didefinisikan sebagai subjektivitas dan objektivitas dalam
pembelajaran,pertukaran nilai, kepercayaan, pola hidup yang
mendukung, memfasilitasi individu atau kelompok dalam upaya
mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi sejahtera, mencegah
penyakit dan meminimalkan kesakitan.
- Dimensi struktur sosial dan
budaya terdiri dari keyakinan atau agama, aspek sosial, politik,
ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya, sejarah dan bagaimana
faktor - faktor tersebut mempengaruhi perilaku manusia dalam
lingkungan yang berbeda.
- Care sebagai kata benda
diartikan sebagai fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan atau perilaku lain yang berkaitan untuk orang
lain dalam meningkatkan kondisi kehidupannya.
- Care sebagai kata kerja
diartikan sebagai suatu tindakan dan kegiatan untuk membimbing,
mendukung dan ada untuk orang lain guna meningkatkan kondisi
kehidupan atau dalam menghadapi kematian.
- Caring dalam
profesionalisme perawat diartikan sebagai pendidikan kognitif dan formal
mengenai pengetahuan care serta keterampilan dan keahlian untuk
mendampingi, mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu secara
langsung dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupannya, mengatasi
ketidakmampuan atau kecacatan atau dalam bekerja dengan klien
(Julia, 1995, Madeline,1991).
HOLISME
Holistik adalah memandang manusia
secara seutuhnya secara psikologis dan spiritual.
Holisme menegaskan bahwa
organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai
rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua
unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian
satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang semestinya ditemukan
agar dapat dipahami berfungsinya setiap komponen.
Pandangan
holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
1)
Kepribadian
normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi (unity,
integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal
dan disorganisasi berarti patologik.
2)
Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan tiapbagiannya, tetapi tidak ada bagian yang
dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum
yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3)
Organisme
memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakniaktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk
merealisasikan potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka
baginya.
4)
Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi
organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5)
Penelitian
komprehensif terhadap satu orang lebihberguna daripada penelitian ekstensif
terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
HUMANISME
A)
Pengertian Humanisme
Dalam teori humanisme lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat
kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal - hal yang
positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya
dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran
humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana
memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal.
- Teori maslow
Asumsi
dan Prinsip Dasar Teori Humanisme
Ahli - ahli teori
humanistik menunjukkan bahwa tingkah laku individu pada mulanya
ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia
sekitarnya serta individu bukanlah satu - satunya hasil
dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku,
melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh
keinginan untuk aktualisasi diri (self - actualization) atau memenuhi
potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham
Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu:
- Suatu usaha yang positif
untuk berkembang.
- Kekuatan untuk melawan atau
menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa
individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
hirarki.. Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh
humanistik adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan.
Adapun
hirarki kebutuhan tersebut sebagai berikut:
a.
Kebutuhan fisiologis
atau dasar, seperti, makan, minum, menghirup udara dan sebagainya.
b.
Kebutuhan
akan rasa aman, seperti keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan
keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi,
maka akan timbul rasa cemas dan takut.
c.
Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi, hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang
untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk
menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub
peminatan dan seterusnya.
d.
Kebutuhan
untuk dihargai terdapat dua jenis, yaitu lower one (status,
atensi, reputasi) dan higher one(kepercayaan diri, kompetensi,
prestasi, kemandirian,kebebasan).
e.
Kebutuhan
untuk aktualisasi diri, menunjukkan karya kita pada orang lain. Berkaitan
erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri.
Kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika
kebutuhan - kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan
yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor
potensialnya secara sempurna.
f.
Spiritual
- Teori Pembelajaran Humanistik
Dalam artikel “What is
Humanistik Education?”. Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas atau guru
dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini
menunjukkan, bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan.
Ide mengenai pendekatan - pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.
Dalam artikel “Some Educational
Implications of the Humanistic Psychologist”, Abraham Maslow mencoba untuk
mengkritisi teori Freud dan Behavioristik. Menurutnya yang terpenting dalam
melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada
sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan
atau sakit seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud.
Melihat hal - hal yang
diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini
mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi
sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat
keuntungan pendidikan emosi. Jadi, emosi adalah karakterisitik sangat kuat yang
nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan
saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah
satu potensi terbesar manusia..
Secara singkatnya, penedekatan
humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan
yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang
mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan
interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan
atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam
pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Prinsip -
Prinsip Belajar Humanistik :
a.
Manusia
mempunyai belajar alami.
b.
Belajar
signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu.
c.
Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d.
Tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil.
e.
Bila
ancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
f.
Belajar
yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya.
g.
Belajar
lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
h.
Belajar
yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
i.
Kepercayaan
pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
j.
Belajar
sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
- Rogers (Person Centered Theory)
Meskipun teori yang dikemukan
Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat
humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai
berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person
centered), non – directive, klien (client-centered), murid (student-centered),
kelompok (group centered) dan (person to person). Namun,
istilah person centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Asumsi Dasar Teori
Rogers
- Kecenderungan formatif,
segala hal di dunia baik organik maupun non - organik tersusun
dari hal - hal yang lebih kecil.
- Kecenderungan aktualisasi,
kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan
atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang
kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Sejak awal Rogers mengamati
bagaimana kepribadian berubah dan berkembang dan ada tiga konstruk yang menjadi
dasar penting dalam teorinya yaitu :
a. Organisme
1)
Mahkluk Hidup
Organisme adalah mahkluk lengkap
dengan fungsi fisik dan psikologisnya merupakan tempat semua pengalaman,
potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang
mengenai kejadian yang terjadi dalam diri sertadunia eksternal.
2)
Realitas
Subyektif
Organisme menganggap dunia
seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi yang sifatnya
subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
3)
Holisme
Organisme adalah satu kesatuan
sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain.
Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan sertamengembangkan diri.
b. Medan Fenomena
Adalah keseluruhan pengalaman
baik yang internal atau eksternal dan disadari maupun tidak
disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang
sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
c. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai
masa balita ketika potongan -potongan pengalaman membentuk kepribadiannya
dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai
belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika
struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk.
Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri
sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga, kecenderungan
aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual sebagai suatu
kesatuan yang menyeluruh akan kesadaran dan ketidaksadaran
psikis serta kognitif.
Diri
dibagi atas 2 subsistem antara lain :
1
Konsep
diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang
disadari oleh individual (meski tidak selalu akurat).
2
Diri
ideal yaitu cita - cita seseorang akan diri.
Menurut
Carl Rogers Hal - Hal yang Mempengaruhi self Yaitu :
a. Kesadaran
Tanpa
adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat
kesadaran.
1.
Pengalaman
yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal.
2.
Pengalaman
yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh
struktur diri.
3.
Pengalaman
yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak
sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga
dapat diasimilasikan oleh konsep diri.
b. Kebutuhan
1.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara dan keamanan,
sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis serta menolak untuk
berkembang.
2.
Peningkatan Diri
Meskipun
tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan untuk
belajar dan berubah.
3.
Penghargaan Positif (positive regard)
Begitu
kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai atau diterima oleh orang
lain.
4.
Penghargaan
diri yang positif (positive self -regard)
Berkembangannya
kebutuhan self – regardsebagai hasil dari pengalaman dengan
kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari kepuasan
akan positive self -regard.
c. Stagnasi Psikis
Stagnasi
psikis terjadi bila :
1)
Ada
ketidakseimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri
organis.
2)
Ketimpangan
yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat
seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan
membuat seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang
lain, namun juga untuk dirinya.
3)
Jika
kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan
memuncak menjadi ancaman.
Dinamika
Kepribadian
a.
Penerimaan
Positif (Positive Regard)
Orang
merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi
regard positif kepada orang lain.
b.
Konsistensi
dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence)
Organisme
berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik )
dari persepsi diri dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan
pengalaman.
c.
Aktualisasi
Diri (Self Actualization)
Freud memandang organisme
sebagai sistem energi dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik
ditimbulkan, ditransfer serta disimpan. Rogersmemandang organisme
terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan
enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme
untuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan
diri (enhancement).
Rogers meyakini adanya kekuatan
yang tumbuh pada semua orang mendorongnya untuk semakin kompleks,
ekspansi, sosial, otonom dan secara keseluruhan semakin menuju aktualisasi diri
atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person).
Ada lima ciri
kepribadian yang berfungsi sepenuhnya yaitu:
- Terbuka untuk mengalami
(openess to experience)
Orang
yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan
mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang
membual menimbulkan rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan
rasa muak tersebut.
- Hidup menjadi (Existential
living).
Kecenderungan
untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi. Disini orang
menjadi fleksibel, adaptable, toleran dan spontan.
- Keyakinan Organismik
(Organismic trusting)
Orang
mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan
apa yang dirasanya benar sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk
mengarahkan tingkah laku. Orang mampu memakai perasaan yang terdalam sebagai
sumber utama membuat keputusan.
- Pengalaman kebebasan
( Experiental Freedom)
Pengalaman hidup bebas dengan
cara yang diinginkan sendiri tanpa perasan tertekan atau terhambat. Orang
itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang ingin
dikerjakannya.
- Kreatifitas
(Creativity)
Merupakan
kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life kemungkinan besar
memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.
Terapi
yang Diberikan
Seperti disebutkan di atas, bahwa
Rogers menolak psikoanalisis Freud dan behavioris dalam teorinya, sehingga
terapi yang digunakannya juga berbeda. Rogers tidak mempermasalahkan bagaimana
klien menjadi seperti ini, namun lebih menekankan bagaimana klien akan berubah.
Terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan
adalah klien itu sendiri. Itulah sebabnya teori Rogers disebut
sebagai Person -Centered Theory.
- Teori Rogers disebut humanis
karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif serta
menolak teori Freud dan behaviorisme.
- Asumsi dasar teori
Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
- Diri (self) adalah
terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2
subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
- Kebutuhan individu ada 4 yaitu
: (a) pemeliharaan, (b) peningkatan diri, (c) penghargaan positif
(positive regard) dan (d) Penghargaan diri yang positif (positive
self - regard).
- Stagnasi psikis terjadi bila
terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya
adalah pertahanan distorsi danpenyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan
pertahanan tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.
- Dalam terapi, terapis
hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah
klien itu sendiri.
TRANSCULTURAL NURSING
1 Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata ,
transkultural berasal dari kata trans dan culture, Trans berarti aluar
perpindahan , jalan lintas atau penghubung.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.
Culture berarti
budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti :
v Kebudayaan , cara pemeliharaan ,
pembudidayaan.
v Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku
yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya ,
sedangkan cultural berarti : Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.
Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Dan kebudayaan
berarti :
v Hasil kegiatan dan penciptaan
batin ( akal budi ) manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat.
v Keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya
Jadi ,
transkultural dapat diartikan sebagai :
v Lintas budaya yang mempunyai efek
bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain
v Pertemuan kedua nilai – nilai
budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial
v Transcultural Nursing merupakan
suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai–
nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang
perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ) (menurut Leininger ( 1991 ).
2 Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam
bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing Concept and Procedures mengatakan
bahwa konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi
dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic
, philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial
. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang
menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio – psycho – social
– spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus didasarkan pada
tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari
perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat
sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia
dalam kehidupan dengan yang lain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam
suatu tempat , selalu diulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang
dijalaninya . Keberlangsungaan terus – menerus dan lama merupakan proses
internalisasi dari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter ,
pola pikir , pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai
pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach )
2.1 Peran dan Fungsi Transkultural
2.1 Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas
terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu , penting bagi perawat mengenal
latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan hidup
sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan
social , praktik kesehatan , pendidikan anak , ekspresi perasaan , hubungan
kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur juga
terbagi dalam sub – kultur . Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang
tidak seluruhnya mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih besar atau member
makna yang berbeda .
Dalam
tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik
budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991
) mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah
yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai
budaya yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah
berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan
rakyat (tradisional) . Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan
bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
3 Kepercayaan Kuno dan Praktik
Pengobatan
Sistem
pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana , pengetahuan
tradisional . Dalam masyarakat tradisional , sistem pengobatan tradisional ini
adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari pranata social umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli (
tradisional ) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku
mengenai sebab akibat. Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat –
sakit) menurut budaya – budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah :
3.1 Budaya Jawa
3.1 Budaya Jawa
Menurut
orang Jawa , “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin .
Bahkan , semua itu berakar pada batin . Jika “ batin karep ragu nututi “ ,
artinya batin berkehendak , raga / badan akan mengikuti . Sehat dalam konteks
raga berarti “ waras “ . Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan
sosialnya sehari – hari , misalnya bekerja di ladang , sawah , selalu gairah
bekerja , gairah hidup , kondisii inilah yang dikatakan sehat .
Ada beberapa kategori dukun pada
masyarakat Jawa yang mempunyai nama dan fungsi masing – masing
- Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan bayi , dan orang yang
hendak melahirkan.
- Dukun pijat / tulang
(sangkal putung) : Khusus menangani orang yang sakit terkilir , patah tulang
, jatuh atau salah urat.
- Dukun klenik : khusus menangani orang
yang terkena guna – guna atau “ digawa uwong “..
- Dukun mantra : khusus
menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan roh halus.
- Dukun hewan : khusus
mengobati hewan.
Berdasarkan hari dimulainya sakit
juga dapat ditentukan tentang jenis – jenis penyakit sebagaimana diuraikan
dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna , yang dibuat sebagai berikut :
Adapun beberapa contoh pengobatan
tradisional masyarakat jawa yang tidak terlepas dari tumbuhan dan buah –buahan yang
bersifat alami adalah :
Ø Daun dadap sebagai penurun panas
dengan cara ditempelkan di dahi.
Ø Temulawak untuk mengobati sakit
kuning dengan cara di parut , diperas dan airnya diminum 2 kali sehari satu
sendok makan , dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga digunakan
sebagai penambah nafsu makan.
Ø Akar ilalang untuk menyembuhkan
penyakit hepatitis B.
Ø Mahkota dewa untuk menurunkan
tekanan darah tinggi , yakni dengan dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh
seperti teh dan diminum seperlunya.
Ø Brotowali sebagai obat untuk
menghilangkan rasa nyeri , peredam panas , dan penambah nafsu makan.
Ø Jagung muda ( yang harus
merupakan hasil curian = berhubungan dengan kepercayaan ) berguna untuk
menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan dibagian yang terkena cacar.
Ø Daun sirih untuk membersihkan
vagina.
Ø Lidah buaya untuk kesuburan
rambut.
Ø Cicak dan tokek untuk
menghilangkan gatal – gatal.
Ø Mandi air garam untuk
menghilangkan sawan.
Ø Daun simbung dan daun kaki kuda untuk
menyembuhkan influenza.
Ø Jahe untuk menurunkan demam /
panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum ataupun dengan diparut dan detempelkan
di ibu jari kaki.
Ø Air kelapa hijau dengan madu
lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan cara 1 kelapa cukup untuk
satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus , tidak boleh kelapa
yang sudah tua.
3.2Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya
mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat sosial budaya . Istilah lokal
yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah muriang
untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala , yohgoy untuk batuk dan salesma
untuk pilek / flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan , kecuali batuk
juga karena kuman . Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada
di desa tersebut , sebagian kecil menggunakan obat tradisional . Pengobatan
sendiri sifatnya sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke
puskesmas atau mantri.
3.3 Budaya Batak
3.3 Budaya Batak
Arti “ sakit “ bagi orang Batak
adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring , dan penyembuhannya melalui
cara – cara tradisional , atau ada juga yang membawa orang yang sakit tersebut
kepada dukun atau “ orang pintar “. Dalam kehidupan sehari – hari orang batak ,
segala sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman dahulu , untuk mengetahui
bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan
jauh dari mara bahaya. Bagi orang batak , di samping penyakit alamiah , ada
juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural , yaitu :
- Jika mata seseorang bengkak
,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidak baik ( mis :
mengintip ) . Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah dengan
mengoleskan air sirih.
- Nama tidak cocok dengan dirinya (
keberatan nama ) sehingga membuat orang tersebut sakit.
Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain , yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga. - Ada juga orang batak sakit
karena tarhirim
Mis : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya , tetapi janji tersebut tidak ditepati . Karena janji tersebut tidak ditepati , si anak bisa menjadi sakit. - Jika ada orang batak
menderita penyakit kusta , maka orang tersebut dianggap telah menerima
kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat.
3.4 Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu
ini punya karunia yang sangat langka . Dami dikenal sebagai penyembuh
alternative unik.
Damianus wera bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka praktik layaknya dokter professional . Dia melakukan operasi hanya menggunakan pisau.
Damianus wera bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka praktik layaknya dokter professional . Dia melakukan operasi hanya menggunakan pisau.
Menurut Dami ada tiga jenis
penyakit yang dikeluhkan para pasien . Pertama , jenis penyakit nonmedis atau
santet / guna – guna . Biasanya tubuh korban dirusak dengan paku , silet , lidi
, kawat , beling , jarum , benang kusut. Kedua , penyakit medis seperti jantung
koroner , batu ginjal , tumor , kanker , dll.Dami mengangkat penyakit ini
dengan operasi dan juga sedot darah melalui selang . Ketiga , sakit psikologis
misalnya : banyak utang , stress , sulit hamil , dll. Dami mengingatkan kunci
sehat itu sebenarnya ada di pikiran yang sehat . Sebaliknya , pikiran yang
ruwet , penuh beban dan tekanan , justru memicu munculnya penyakit dalam tubuh
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar