Jumat, 25 Oktober 2013

Fisika Telinga dan Pendengaran

Fisika Telinga dan Pendengaran


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11:
                NAMA :                                  NIM :
WEZY YETRI YENI                     1306142010060
YENDHIKA IVO APSECTYA    1306142010062

KELAS I B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
2013/2014



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalahFisika Telinga dan Pendengaran ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Mulyadi selaku Dosen mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 



Bukittinggi, 20 Oktober 2013


                                                                                                Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I :      PENDAHULUAN.............................................................................. 1
                   1 Latar Belakang ................................................................................ 1
                   2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
                   3 Tujuan............................................................................................... 2
                   4 Manfaat............................................................................................. 2

BAB II :    PEMBAHASAN................................................................................. 3
                   1.Telinga dan Pendengaran............................................................... 3
                   2.Telinga Luar..................................................................................... 3
                   3.Telinga Tengah................................................................................. 4
                   4.Tuba Eusthacius............................................................................... 5
                   5.Telinga Dalam.................................................................................. 5
                   6.Sel Rambut....................................................................................... 6
                   7.Sensitivitas Telinga........................................................................... 6
                   8.Menguji Pendengaran .................................................................... 7
                   8.1 Audiometri Nada Murni............................................................... 7
                   8.2 Immitance Telinga Tengah........................................................... 7
                   9.Tuli& Alat Bantu Pendengaran...................................................... 8
                   9.1 Penurunan Pendengaran............................................................. 8
                   9.2 Alat Bantu Dengar........................................................................ 9
                   10. Sistem Indra Vestibular.............................................................. 10

BAB III :   PENUTUP......................................................................................... 11...........             Soal soal         11
                  







BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
            Berbicara dan mendengar adalah cara terpenting untuk berkomunikasi dengan orang lain.Melalui pendengaran,kita menerima suara percakapan orang lain dan juga mendengar suara kita sendiri.Pada abad ke-16 orang menyadari bahwa ketidakmampuan seoran anak yang tuli untuk berbicara berkaitan dengan.Pada awal abad ke-19,didirikan sekolah sekolah khusus untuk anak yang tuli-dungu.Apabila suatu suara cukup keras,suara tersebut dapat “didengar” oleh orang tuli melalui sensasi sentuh,mereka merasakan getaran getaran ada bulu-bulu tubuh yang terpapar sehingga “mendengar” suara kerasa melalui sensor saraf di akar rambut.
Dokter spesialis yang menangani telinga dan pendengaran adalah
1.      Ahli Otolaringologi
Dokter yang mengkhususkan diri pada penyakit telinga dan tenggorokan
2.      Ahli Otorinolaringologi
Dokter yang mengkhususkan diri dalam penanganan penyakit telinga,hisung dan tenggorokan (juga disebut spesialis THT
3.      Ahli Audiologi
Non-dokter yang mengkhususkan diri mengukur respons pendengaran,mendiagnosis gangguan pendengaran melalui uji-uji pendengaran,dan melakukan rehabilitasi bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran.
            Indera pendengaran meliputi :
1)      Sistem mekanis yang mengumpulkan dan dapat menghantarkan informasi suara sehingga informasi tersebut dapat merangsang sel –sel rambut di koklea.
2)      Sensor yang menghasilkan potensial aksi saraf auditorius
3)      Korteks auditorius,bagian dari otak yang memecahkan kode dan menginterpetasi sinyal dari saraf auditorius.
            Ketulian atau berkurangnya pendengaran terjadi apabila salah satu dari ketiga bagian tersebut tidak berfungsi.Walaupun ketiganya melibatkan fisika,namun kita lebih banyak lagi mengetahui tentang fisika system mekanismenya dari pada fisika bagian lain.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  1. Fisika Telinga dan Pendengaran ?
  2. Apa yang dimaksud dengan Telinga Luar ?
  3. Apa yang dimaksud dengan Telinga Tengah ?
  4. Apa yang dimaksud dengan Telinga Dalam ?
  5. Apa yang dimaksud dengan Tuba Eustachius ?
  6. Apa itu Sistem Indra Vestibular ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti tentang Fisika Telinga dan Pendengaran dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep tentang Fisika Telinga dan Pendengaran.
  2. Menguasai berbagai macam konsep tentang Fisika Telinga dan mempu memanfaatkan konsep tersebut dalam keperawatan.




BAB 2
PEMBAHASAN

1.     Telinga dan Pendengaran
            Telinga adalah alat yang terancang canggih untuk mengubah gelombang suara mekanis yan sangat lemah di udara menjadi pulsa listrik di saraf auditorius.

Telinga biasanya dibagi menjadi tiga bagian :
A.     Telinga Luar
Terdiri dari saluran telinga yang berakhir di gendang telinga (membran timpani ).
B.     Telinga Tengah
Mencakup tiga tulang kecil (osikulus) dan sebuah lubang ke mulut (tuba Eustachius).
C.     Telinga Dalam
Terdiri dari koklea berbentuk spiral dan berisi cairan yang mengandung organ Corti.
            Sel – sel rambut di Organ Corti mengubah getaran gelombang suara yang mengenai gendang telinga menjadi pulsa saraf yang memberi tahu korteks pendengaran di otak mengenai gelombang suara tersebut
            Salah satu ahli fisika medis pertama yang mempelajari fisika telinga dan pendengaran adalah Herman von Helmholtz (1821-1894).Ia mengembangkan teori modern pertama dan diperdalam oleh Georg von Bekesey (1900-1970),seorang insyinur komunikasi yang kemudian tertarik pada fungsi telinga sebagai dari sistem komunikasi

2.     Telinga Luar
            Telinga luar adalah meatus acusticus eksternus yang berakhir di gendang telinga.Pina adalah bagian yang paling tidak penting pada sistem pendengaran,daun telinga hanya sedikit membantu dalam menyalurkan gelombang suara ke dalam kanalis dan dapat sama seklai dihilangkan tanpa secara nyata mengganggu pendengaran.Hewan,termasuk manusia memiliki otot untuk menggerakan telinga.Kuda memiliki 17 otot untuk masing masing telinga,sedangkan manusia memiliki 9 otot residual.Sebagian besar orang tidak memiliki sirkuit saraf untuk mengakftikan otot otot ini.Pina memang berperan mengumpulkan energi suara dan memusatkannya ke gendang telinga.Telinga yang besar pada gajah  dan banyak hewan gurun juga berfungsi penting untuk membantu mereka mendinginkan tubuh.
            Kanalis auditorius eksternus,selain sebagi tempat penyimpanan serumen (earwax juga berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas telinga dalam region 300 sampai 4000 Hz.Saluran ini memiliki sekitar 2,5 cm (1 inci) dan diameter sebesar pensil.Kanalis bias dianggap sebagai suatu pipa organ yang tertutup disatu ujungnya dengan frekuensi resonan sekitar 3300 Hz.
            Gendang telinga atau membran timpani,memiliki ketebalan sekitar 0,1 mm (setipis kertas).dan luas sekitar 65 mm2.Gendang ini menyalurkan getaran di udara ke tulang tulang kecil telinga tengah.Karena perlekatan maleus yang tidak di tengah,gendang telinga tidak bergetar secara simetris seperti gendang.

3.     Telinga Tengah
            Yang utama pada telinga tengah adalah tiga tulang kecil (osikulus).Osikulus berperan penting dalam menyesuaikan impedansi di gendang telinga dengan impedansi ruang ruang berisi air di telinga dalam.
            Tekanan suara di gendang telinga mengalami penguatan (amplifikasi) akibat kerja tulang – tulang tersebut sebagai tuas.Penguatan bias terjadi lebih besar karena luas gendang telinga yang relative besar dibandingkan dengan luas jendela oval.Model ini memperlihatkan torsi yang dihasilkan oleh gaya Fm kali dengan tuas L sama dengan torsi hasil gaya di jendela oval Fo kali lengan tuasnya Lo
FmLm = FoLo
            Pernyatan ini dapat dimodifikasi lebih lanjut dengan menuliskan dua gaya dalam kaitannya dengan tekanan dan masing masing luas gendang telinga dan jendela oval,yaitu Fm = PmAm dan Fo = PoAo . Karena itu :
Fm = PmAmLm dan Fo = PoAoLo
Dan
(Po/Pm ) = (Am/Ao) (Lm/Lo)
            Kerja tuas memperkuat gaya adalah sekitar (Lm/Lo) = 1,3 kali lipat.Rasio luas efektif gendang telinga terhadap pangkal stapes adalah (Am/Ao) = 15.Ditelinga tengah,faktor faktor yang mempengaruhi impedansi terutama adalah kekakuan dan massa gendang telinga.Kemampuan gendang telinga menyesuaikan impedansi cukup baik dari sekitar 400 sampai 4000 Hz,dibawah 400 Hz “pegas” terlalu kaku,dan di atas 4000 Hz,massa gendang telinga terlalu besar.Telinga tengah membantu pencocokan impedansi dengan memperkuat tekanan oleh efek luas dan piston.
            Suara keras dapat merusak indra pendengaran.Tubuh memiliki mekanisme untuk melindungi pendengaran dari suara keras.Otot stapedius yang melekat ke stapes dan otot tensor timpani yang melekat ke pangkal maleus berperan penting dalam melindungi telinga dari suara keras.Suara keras dapat menyebabkan otot otot telinga tengah menarik ke samping tulang tulang pendengaran atau mengurangi intensitas suara yang mencapai telinga dalam.Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan bising akan secara permanen kehilangan sebagian kepekaan pendengarannya apabila tida mengenakan pelindung telinga.

4.     Tuba Eustachius
            Tuba Eustachius menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang mulut manusia.Saluran ini berfungsi sebagai jalur drainase untuk cairan yang dihasilkan di telinga tengah.Apabila saluran tersebut menutup atau membuka terus menerus selama beberapa jam,akan dapat timbul masalah masalah fisiologis.Gerakan otot otot di wajah sewaktu menelan,menguap,atau mengunyah biasanya akan menyebabkan tuba Eustachius membuka sesaat.Sewaktu tuba membuka sesaat,tekanan di telinga tengah menjadi sama dengan tekanan astmosfer.Garis tengah berukuran kecil.Dalam keadaan normal,saluran ini tertutup dan tidak terbuka.
            Apabila karena suatu hal tuba Eustachius tidak membuka,perbedaan akan menyebabkan gendang telinga cekung ke dalam dan mengurangi kepekaan telinga.Penyebab umum gagalnya sistem untuk menyamakan tekanan ini adalah tersumbatnya tuba Eustachius oleh cairan kental akibat flu dan pembengkakan jaringan disekitar pintu masuk tuba.

5.     Telinga Dalam
            Telinga dalam,yang tersembunyi jauh di dalam tulang terkeras di tubuh,yaitu tulang petrosa tengkorak,adalah organ indra manusia yang paling terlindung.Telinga dalam terdiri dari sebuah struktur kecil berbentuk spiral berisi cairan yang disebut koklea.Saat gendang telinga bergerak,osikulus di telinga tengah menyebabkan stapes menekan membrane lentur yang menutupi jendela oval koklea dan menyalurkan variasi tekanan ke cairan di koklea.
            Saraf koklea memberikan informasi mengenai frekuensi dan intensitas suara yang kita dengar.Koklea memiliki ukuran sebesar ujung kelingking.Koklea dibagi menjadi tiga ruang kecil berisi cairan yang terdapat disepanjang koklea.Jendela oval terletak di salah satu ujung rongga vestibular,ruang tengah adalah duktus koklearis,dan ruang ketiga adalah rongga timpani.Rongga vestibular dan rongga timpani saling berhubungan di ujung spiral.




6.     Sel Rambut Berperan Penting dalam Deteksi Suara
            Sel-sel rambut organ Corti merupakn alat utama yang mengubah energi suara menjadi sinyal listrik saraf.Sel-sel rambut memiliki berkas “rambut” yang terbuat dari 100 “rambut” yang terkemas rapat dengan panjang beberapa mikron.Rambut terpanjan ke cairan di organ Corti.Sewaktu membrane basilar bergerak di baah pengaruh gelombang tekanan suara dari jendela oval,sel-sel rambut akan secara relative bergerak terhadap cairan.Gesekan denagn cairan menghasilkan gaya mikroskopik pada rambut sehingga rambut rambut tersebut cenderung tertekuk.Apabila tertekuk kea rah yang sesuai,rambut rambut tersebut akan menghasilkan voltase yang dapat memicu potensial aksi.
            Dilabirin terdapat beragam sel rambut.Sakulus dan utrikulus masing masing memiliki sekitar 15.000 dan 30.000 sel rambut untuk mengukur percepatan linear.Gerakan kecil fraksi nanometer (10-9m) dapat menghasilkan suatu sinyal.Telinga kita menangkap suatu kisaran dinamik lebih dari jutaan dan membuat ukuran waktu beberapa mikrodetik.
7.     Sensitivitas Telinga
            Telinga tidak sama sensitifnya di seluruh rentang pendengaran.Telinga paling sensitiv kisaran 2 sampai 5 kHz.Sensitivitas berubah seiring dengan usia.Frekuensi tertinggi yang anda dapat dengar akan menurun seiring dengan semakin tuannya anda,dan kekuatan suara harus lebih besar agar anda dapat mendengarnya.Terjadi penurunan sensitivitas pendengaran akibat penuaan disebut Presbikusis.Orang berusia 45 tahun biasanya tidak dapat mendengar frekuensi di atas 10 kHz dan memerlukan penambahan intensitas 10 dB.Penurunan sensitivitas sebesar 25 dB pada frekuensi diatas 2000 Hz biasanya terjadi pada usia 65 tahun.
            Pendengaran berkurang lebih cepat apabila telinga terus menerus terpajan suara keras.Sifat suara yang kita sebut kekerasan/kekuatan(loudness) adalah respon mental terhadap sifat fisik yang disebut intensitas Selain itu,kekuatan suatu suara sangat beruntung pada frekuensinya.Telah diciptakan suatu satuan khusus untuk kekuatan/kekerasan-phon.Satu phon adalah kekuatan suara 1000 Hz,satu dB.10 phon adalah kekeraan suara 1000 Hz,10 dB  demikian seterusnya.Kekerasan suatu suara pada frekuensi yang lain diperoleh dengan intensitas suara 1000 Hz.
            Ambang rasa adalah sekitar 100 dB pada semua frekuensi.Apabila telinga memiliki sensitivitas yang sama terhadap frekuensi rendah,seperti halnya pada frekuensi sekitar 3000 Hz,maka kita akan mendengar berbagai kebisingan fisiologik,misalnya aliran darah di arteri kepala,gerakan sendi,dan mungkin perubahan perubahan tekanan kecil di gendang telinga akibat gerakan acak molekul udara (gerakan Brownian).Apabila anda pergi ke ruangan kedap suara khusus yang digunakan untuk menguji pendengaran,anda akan terkesan oleh sedemikian banyaknya suara tubuh internal yang anda dengar.

8.     Menguji Pendengaran Anda
            Apabila anda mengalami gangguan pendengaran dan berkonsultasi ke  “dokter telinga”-seorang ahli otologi atau otolaringologi- maka anda mungkin dikirim ke ahli audiologi untuk menjalani uji pendengaran.Terdapat tiga uji standar untuk menilai pendengaran seseorang :
Ü  Audiometri nada murni (Pure Tone Audiometry)
Ü  Audiometri bicara (Speech Audiometry)
Ü  Pengukuran impedasi (Immitance) untuk menilai fungsi telinga tengah.

8 . 1 Audiometri Nada Murni
            Uji audiometri nada murni biasanya dilakukan dalam kamar uji kedap-suara yang dirancang khusus.Kedua telinga diperiksa satu persatu,suara yang diujikan diperdengarkan kemasing masing telinga melalui headset.Digunakan frekuensi frekuensi tertentu dalam rentang 250 sampai 8000 Hz.Pada setiap frekuensi,operator menaikkan dan menurunkan volume sampai diperoleh ambang pendengaran yang konsisten.
            Ambang pendengaran kemudian digambarkan ke sebuah bagan dan dibandingkan dengan ambang pendengaran normal.Penurunan pendengaran tersebut disebabkan oleh kerusakan saraf pasial di koklea,suatu contoh gangguan pendengaran sensori-sentral (yaitu suatu keadaan di saat hantaran udara dan tulang hampir sama).

8 . 2 Mengukur Immitance Telinga Tengah
            Impedansi akustik adalah kuantitas yang menerangkan oposisi terhadap aliran enegri suara.Contohnya,kita melihat bahwa untuk gelombang suara di udara yang mengenai air,hanya 0,1 % dari intensitas disalurkan ke dalam air (kehilangan sebesar 30 dB),sedangkan intensitas dipantulkan adalah 99%.Telinga,karena pencocokan impedansinya yang baik,menghasilkan penambahan tekanan 26 dB di jendela oval.Apabila telinga tengah mengalami gangguan fungsi akibat rangkaian osikulus terputus,gendang telinga berlubang atau tuba Eustachius tertutup dan telinga tengah dipenuhi oleh cairan maka impedansi telnga tengah berubah.
            Kebalikan dari Impedansi adalah Admittance.Kata Immitance mencakup baik impedasi maupun admittance.Impedansi di anggap terutama disebabkan oleh kekakuan gedang telinga.Kebalikan dari kekakuan adalah keregangan (kelenturan),yang berkaitan dengan admittance.Pengukuran immitance telinga tengah dilakukan dengan menggunakan sutu instrumen yang serupa dengan yang diperlihatkan secara skematis.
            Beberapa kelainan patologis menyebabkan gambaran timpanogram (plot dari data gambar stematik) yang abnormal.Keregangan statik mencerminkan kemampuan telinga tengah untuk mengikuti intensitas suara yang datang di membran timpani.Secara sederhana,keregangan ini merupakan ukuran seberapa besar gendang telinga teregang di bawah tekana positif.Nilai yang rendah menunjukkan telinga yang kaku,sedangkan nilai yang lebih tinggi daripada normal mengisyaratkan diskontinuitas rangkaian osikulus.
            Di telinga tengah terdapat dua otot,tensor timpani dan stapedius yang dibawah kerja reflek berfungsi melindungi telinda dari suara keras.Pengukuran refleks akustik ini digunakan untuk menilai ganguan hantaran pendengaran dan dengan inferensi gangguan koklea.

9.     Tuli dan Alat Bantu Pendengaran
            Pada tahun 1985 diperkirakan bahwa 21 juta orang di Amerika Serikat mengalami ketulian atau kesulitan mendengar.Rentang frekuensi yang paling penting untuk memahami suara percakapan adalah sekitar 250 hingga 3000 Hz.Orang yang “tuli” di atas frekuensi 4000 Hz tetapi berpendengaran normal pada frekuensi percakapan tidak dianggap tuli atau bahkan kesulitan mendengar.Orang dengan ambang pendengaran 30 dB di atas normal mungkin tidak mengalami masalah pendengaran.Orang dengan ambang pendengaran 90 dB di anggap tuli atau tuli total.Sekitar 1 % dari populasi memiliki ambang frekuensi percakapan lebih dari 55 dB dan harus menggunakan alat bantu dengar.Sekitar 1,7% mengalami cacat pendengaran ringan,mereka mengalami masalah dengan percakapan normal tetapi tidak kesulitan dengan percakapan keras.Gangguan pendengaran meningkat seiring dengan usia.
            Tingkat suara rerata pada percakapan adalah sekitar 60 dB.Seseorang dengan penurunan pendengaran 45 dB di rentang 500 sampai 2000 Hz mungkin baik baik saja (pendengar yang baik) di pesta tetapi tidak banyak mendengar percakapan di ruangan yang tenang.

9 . 1 Penurunan Pendengaran Akibat Gangguan Hantaran dan Saraf
Terdapat dua penyebab umum penurunan pendengaran
*      Pendengaran Hantaran (Tuli Konduksi) yaitu Getaran suara tidak mencapai telinga dalam.
*      Pendengaran Saraf (Tuli Saraf) yaitu Suara mencapai telinga dalam tetapi tidak ada sinyal listrik yang dikirim ke otak.

Penurunan pendengaran akibat gangguan hantaran mungkin bersifat temporer akibat tersumbatnya gendang telinga oleh serumen atau akibat cairan ditelinga tengah (otitis media).Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh pengerasan tulang tulang kesil di bagian tengah dan dapat diperbaiki dengan operasi yang disebut stapedektomi,yaitu stapes.Apabila penurunan pendengaran hantaran tidak dapat disembuhkan,dapat digunakan alat bantu pendengaran untuk menghantarkan suara melalui tulang tengkorak ke tekinga dalam.

9 . 2 Alat Bantu Dengar
            Alat bantu dengar adalah suatu alat yang memperkuat suara yang datang.Alat ini terdiri dari sebuah mikrofon untuk mendeteksi suara,amplifer untuk meningkatkan energi suara,dan pengeras suara untuk menyalurkan energi yang telah ditingkatkan tersebut ke telinga.Alat bantu dengar pertama adalah terompet telinga.Alat ini berbentuk seperti corong dan memusatkan energi suara ke telinga.Terompet telinga tidak pernah populer,mungkin karena kecenederungan manusia untuk menutupi kecacatan mereka.
            Alat bantu dengar elektronik tahap awal,sebelum ditemukannya transistor,berukran besar dan boros batrai.Bentuk selanjutnya yang cukup populer adalahyang penerima dan amplifer-nya terletak dibingkai kacamata dengan sambungan ke pengeras suara di telinga.Tipe ketiga alat bantu dengar adalah yang terletak dibelakang telinga,tipe paling populer adalah yang terletak di telinga.Berkurangnya ukuran ini terutama disebabkan oleh miniaturisasi sirkuit elektronik.
            Saat ini alat bantu dengar elektronik banyak digunakan.Alat ini paling berhasil digunakan untuk gangguan pendengaran 40 dB sampai 85 dB.Untuk penurunan pendengaran yang kurang dari 40 dB,alat ini cukup dipakai sekali sekali.Terbatasnya keberhasilan alat bantu dengar untuk gangguan pendengaran yang lebih 80 sampai 85 dB.Alat bantu dengar tidak dapat memulihkan pendengaran menjadi normal.Alat ini hanya dapat membantu mengompensasi penurunan pendengaran.contohnya,penurunan pendengaran yang akut melebihi 3000 Hz tidak dapat diperbaiki secara tuntas oleh alat bantu dengar.Sampai saat ini masih terus dilakukan penyempurnaan terhadap alat bantu dengar.Penurunan pendengaran tidak bersifat linier,oleh karena itu,amplifikasi pada alat bantu dengar haruslah nonlinier agar suara yang terdengar oleh telinga lebih baik.
            Sekarang tersedia alat bantu dengar digital bagi para pemakai yang mencari teknologi paling maju dalam alat bantu dengar.Karena mikrominiaturisasi sirkuit elektronik,alat bantu dengar digital dapat dipasang dengan nyaman di telinga sekaligus memiliki fitur-fitur yang lebih baik karena teknologi digital.Alat ini dapat diprogram untuk telinga pemakai dan mampu menyaring suara yang diinginkan serta menekan suara yang tidak diinginkan.Alat bantu digital merupakan instrumen “ cerdas” dan mencerminkan upaya yang terus menerus untuk menghadirkan alat bantu dengar yang berkualitas lebih baik.



10.                        Sistem Indra Vestibular
            Kita umumnya tidak menyadari sistem sensorik ini.Kita akan secara tidak nyaman menyadarinya saat kita mengalami mabuk perjalanan.Pada sebagian orang yang tuli kongential,sistem sensorik ini juga tidak dapat mempertahankan keseimbangan dengan menggunakan indra lain,misalnya penglihatan dan sinyal tekanan.
            Sistem vestibularr memiliki lima sensor terpisah.Prinsip-prinsip fisika di sel rambut dalam sensor gerakan identik dengan prinsip sel rambut di organ Corti untuk mendengar.Semua vertebrata memiliki sensor sel rambut serupa dengn pendengaran.Sel-sel rambut yang jumlahnya 134.000 di sensor gerakan jelas lebih banyak dari pada 32.000 sel rambut di telinga dalam.Detektor gerakan yang paling nyata adalah sensor untuk percepatan angular yang terletak di dalam tiga saluran tengah lingkaran (kanalis semisirkularis).Masing masing dari saluran ini,yang dikelilingi oleh tulang keras,terletak dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap dua saluran lainnya.DNA yang memprogram konstruksi canggih ini layak dikagumi.Sewaktu janin mengalami pertumbuhan tengkorak,arah janin terus menerus berubah.Diragukan apakah para insinyur modern terbaik dapat menunjukkan bagaimana cara membangun suatu struktur rumit kecil yang mengandung ribuan sensor di dalam suatu bahan keras.
            Masing masing kanalis semisikularis ini berisi endolimf yang terpisah dari kupula,suatu gelembung di ujung saluran,oleh sebuag septum.Gerakan cairan sewaktu percerpatan mendorong septum dan hal ini menyebabkan gerakan di dalam kupula tempat sel – sel rambut berada.
            Terdapat dua sensor gerakan untuk percepatan linier yang tegak lurus satu sama lain dekat dasar kanalis semisirkularis.Utrikulus (U) merasakan percepatan dibidang horizontal dan sakulus (S) merasakan percepatan di bidang vertikal.Memiliki sensor gerakan di sisi tubuh yang berlawanan merupakan suatu hal yang berlebihan.Cara lebih umum untuk membingungkan sensor gerakan adalah dengan mengonsumsi alkohol yang tampaknya mengubah densitas cairan di kanalis semisirkularis.Hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa ruang sedang bergerak.Kita sebaiknya tidak berjalan saat ruangan bergerak.

            Penyakit Meniere di telinga tengah cukup sering dijumpai.Penyakit ini dapat menyebabkan vertigo-pusing berputar (kleyengan) dan merasa ingin jatuh.Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya tuli di telinga yang terkena.Infeksi bakteri dan virus di telinga dalam juga dapat menyebabkan vertigo.