Fisika Telinga dan
Pendengaran
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11:
NAMA : NIM :
WEZY YETRI YENI 1306142010060
YENDHIKA IVO APSECTYA 1306142010062
KELAS I B
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
STIKes YARSI
SUMBAR BUKITTINGGI
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalahFisika
Telinga dan Pendengaran ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Mulyadi selaku Dosen mata
kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bukittinggi,
20 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1 Latar Belakang ................................................................................ 1
2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
3 Tujuan............................................................................................... 2
4 Manfaat............................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................. 3
1.Telinga dan Pendengaran............................................................... 3
2.Telinga Luar..................................................................................... 3
3.Telinga Tengah................................................................................. 4
4.Tuba Eusthacius............................................................................... 5
5.Telinga Dalam.................................................................................. 5
6.Sel Rambut....................................................................................... 6
7.Sensitivitas Telinga........................................................................... 6
8.Menguji Pendengaran .................................................................... 7
8.1 Audiometri Nada Murni............................................................... 7
8.2 Immitance Telinga Tengah........................................................... 7
9.Tuli& Alat Bantu Pendengaran...................................................... 8
9.1 Penurunan Pendengaran............................................................. 8
9.2 Alat Bantu Dengar........................................................................ 9
10. Sistem Indra Vestibular.............................................................. 10
BAB III : PENUTUP......................................................................................... 11........... Soal soal 11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara dan mendengar adalah cara terpenting
untuk berkomunikasi dengan orang lain.Melalui pendengaran,kita menerima suara
percakapan orang lain dan juga mendengar suara kita sendiri.Pada abad ke-16
orang menyadari bahwa ketidakmampuan seoran anak yang tuli untuk berbicara
berkaitan dengan.Pada awal abad ke-19,didirikan sekolah sekolah khusus untuk
anak yang tuli-dungu.Apabila suatu suara cukup keras,suara tersebut dapat
“didengar” oleh orang tuli melalui sensasi sentuh,mereka merasakan getaran
getaran ada bulu-bulu tubuh yang terpapar sehingga “mendengar” suara kerasa
melalui sensor saraf di akar rambut.
Dokter spesialis yang
menangani telinga dan pendengaran adalah
1.
Ahli
Otolaringologi
Dokter yang mengkhususkan diri
pada penyakit telinga dan tenggorokan
2.
Ahli
Otorinolaringologi
Dokter
yang mengkhususkan diri dalam penanganan penyakit telinga,hisung dan
tenggorokan (juga disebut spesialis THT
3.
Ahli
Audiologi
Non-dokter
yang mengkhususkan diri mengukur respons pendengaran,mendiagnosis gangguan
pendengaran melalui uji-uji pendengaran,dan melakukan rehabilitasi bagi mereka
yang mengalami gangguan pendengaran.
Indera pendengaran meliputi :
1)
Sistem
mekanis yang mengumpulkan dan dapat menghantarkan informasi suara sehingga
informasi tersebut dapat merangsang sel –sel rambut di koklea.
2)
Sensor
yang menghasilkan potensial aksi saraf auditorius
3)
Korteks
auditorius,bagian dari otak yang memecahkan kode dan menginterpetasi sinyal
dari saraf auditorius.
Ketulian atau berkurangnya
pendengaran terjadi apabila salah satu dari ketiga bagian tersebut tidak
berfungsi.Walaupun ketiganya melibatkan fisika,namun kita lebih banyak lagi
mengetahui tentang fisika system mekanismenya dari pada fisika bagian lain.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
- Fisika Telinga dan
Pendengaran ?
- Apa yang dimaksud
dengan Telinga Luar ?
- Apa yang dimaksud
dengan Telinga Tengah ?
- Apa yang dimaksud
dengan Telinga Dalam ?
- Apa yang dimaksud
dengan Tuba Eustachius ?
- Apa itu Sistem
Indra Vestibular ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti tentang
Fisika Telinga dan Pendengaran dan menghasilkan tulisan yang indah, enak
dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya
makalah ini adalah, sebagai berikut:
- Mahasiswa dapat
mengetahui Konsep tentang Fisika Telinga dan Pendengaran.
- Menguasai berbagai
macam konsep tentang Fisika Telinga dan mempu memanfaatkan konsep tersebut
dalam keperawatan.
BAB
2
PEMBAHASAN
1.
Telinga
dan Pendengaran
Telinga adalah alat yang terancang
canggih untuk mengubah gelombang suara mekanis yan sangat lemah di udara
menjadi pulsa listrik di saraf auditorius.
Telinga biasanya
dibagi menjadi tiga bagian :
A.
Telinga
Luar
Terdiri
dari saluran telinga yang berakhir di gendang telinga (membran timpani ).
B.
Telinga
Tengah
Mencakup
tiga tulang kecil (osikulus) dan sebuah lubang ke mulut (tuba Eustachius).
C.
Telinga
Dalam
Terdiri
dari koklea berbentuk spiral dan berisi cairan yang mengandung organ Corti.
Sel – sel rambut di Organ Corti
mengubah getaran gelombang suara yang mengenai gendang telinga menjadi pulsa
saraf yang memberi tahu korteks pendengaran di otak mengenai gelombang suara
tersebut
Salah satu ahli fisika medis pertama
yang mempelajari fisika telinga dan pendengaran adalah Herman von Helmholtz
(1821-1894).Ia mengembangkan teori modern pertama dan diperdalam oleh Georg von
Bekesey (1900-1970),seorang insyinur komunikasi yang kemudian tertarik pada
fungsi telinga sebagai dari sistem komunikasi
2.
Telinga
Luar
Telinga luar adalah meatus acusticus
eksternus yang berakhir di gendang telinga.Pina adalah bagian yang paling tidak
penting pada sistem pendengaran,daun telinga hanya sedikit membantu dalam
menyalurkan gelombang suara ke dalam kanalis dan dapat sama seklai dihilangkan
tanpa secara nyata mengganggu pendengaran.Hewan,termasuk manusia memiliki otot
untuk menggerakan telinga.Kuda memiliki 17 otot untuk masing masing
telinga,sedangkan manusia memiliki 9 otot residual.Sebagian besar orang tidak
memiliki sirkuit saraf untuk mengakftikan otot otot ini.Pina memang berperan
mengumpulkan energi suara dan memusatkannya ke gendang telinga.Telinga yang
besar pada gajah dan banyak hewan gurun
juga berfungsi penting untuk membantu mereka mendinginkan tubuh.
Kanalis auditorius eksternus,selain
sebagi tempat penyimpanan serumen (earwax juga berfungsi untuk meningkatkan
sensitivitas telinga dalam region 300 sampai 4000 Hz.Saluran ini memiliki
sekitar 2,5 cm (1 inci) dan diameter sebesar pensil.Kanalis bias dianggap
sebagai suatu pipa organ yang tertutup disatu ujungnya dengan frekuensi resonan
sekitar 3300 Hz.
Gendang telinga atau membran
timpani,memiliki ketebalan sekitar 0,1 mm (setipis kertas).dan luas sekitar 65
mm2.Gendang ini menyalurkan getaran di udara ke tulang tulang kecil
telinga tengah.Karena perlekatan maleus yang tidak di tengah,gendang telinga
tidak bergetar secara simetris seperti gendang.
3.
Telinga
Tengah
Yang utama pada telinga tengah
adalah tiga tulang kecil (osikulus).Osikulus berperan penting dalam
menyesuaikan impedansi di gendang telinga dengan impedansi ruang ruang berisi
air di telinga dalam.
Tekanan suara di gendang telinga
mengalami penguatan (amplifikasi) akibat kerja tulang – tulang tersebut sebagai
tuas.Penguatan bias terjadi lebih besar karena luas gendang telinga yang
relative besar dibandingkan dengan luas jendela oval.Model ini memperlihatkan
torsi yang dihasilkan oleh gaya Fm kali dengan tuas L sama dengan
torsi hasil gaya di jendela oval Fo kali lengan tuasnya Lo
FmLm
= FoLo
Pernyatan ini dapat dimodifikasi
lebih lanjut dengan menuliskan dua gaya dalam kaitannya dengan tekanan dan
masing masing luas gendang telinga dan jendela oval,yaitu Fm = PmAm
dan Fo = PoAo . Karena itu :
Fm
= PmAmLm dan Fo = PoAoLo
Dan
(Po/Pm ) =
(Am/Ao) (Lm/Lo)
Kerja tuas memperkuat gaya adalah
sekitar (Lm/Lo) = 1,3 kali lipat.Rasio luas efektif
gendang telinga terhadap pangkal stapes adalah (Am/Ao) =
15.Ditelinga tengah,faktor faktor yang mempengaruhi impedansi terutama adalah
kekakuan dan massa gendang telinga.Kemampuan gendang telinga menyesuaikan
impedansi cukup baik dari sekitar 400 sampai 4000 Hz,dibawah 400 Hz “pegas”
terlalu kaku,dan di atas 4000 Hz,massa gendang telinga terlalu besar.Telinga
tengah membantu pencocokan impedansi dengan memperkuat tekanan oleh efek luas
dan piston.
Suara keras dapat merusak indra
pendengaran.Tubuh memiliki mekanisme untuk melindungi pendengaran dari suara
keras.Otot stapedius yang melekat ke stapes dan otot tensor timpani yang
melekat ke pangkal maleus berperan penting dalam melindungi telinga dari suara
keras.Suara keras dapat menyebabkan otot otot telinga tengah menarik ke samping
tulang tulang pendengaran atau mengurangi intensitas suara yang mencapai
telinga dalam.Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan bising akan secara
permanen kehilangan sebagian kepekaan pendengarannya apabila tida mengenakan
pelindung telinga.
4.
Tuba
Eustachius
Tuba Eustachius menghubungkan
telinga tengah ke bagian belakang mulut manusia.Saluran ini berfungsi sebagai
jalur drainase untuk cairan yang dihasilkan di telinga tengah.Apabila saluran
tersebut menutup atau membuka terus menerus selama beberapa jam,akan dapat
timbul masalah masalah fisiologis.Gerakan otot otot di wajah sewaktu
menelan,menguap,atau mengunyah biasanya akan menyebabkan tuba Eustachius
membuka sesaat.Sewaktu tuba membuka sesaat,tekanan di telinga tengah menjadi
sama dengan tekanan astmosfer.Garis tengah berukuran kecil.Dalam keadaan
normal,saluran ini tertutup dan tidak terbuka.
Apabila karena suatu hal tuba
Eustachius tidak membuka,perbedaan akan menyebabkan gendang telinga cekung ke
dalam dan mengurangi kepekaan telinga.Penyebab umum gagalnya sistem untuk
menyamakan tekanan ini adalah tersumbatnya tuba Eustachius oleh cairan kental
akibat flu dan pembengkakan jaringan disekitar pintu masuk tuba.
5.
Telinga
Dalam
Telinga dalam,yang tersembunyi jauh
di dalam tulang terkeras di tubuh,yaitu tulang petrosa tengkorak,adalah organ
indra manusia yang paling terlindung.Telinga dalam terdiri dari sebuah struktur
kecil berbentuk spiral berisi cairan yang disebut koklea.Saat gendang telinga bergerak,osikulus di telinga tengah
menyebabkan stapes menekan membrane lentur yang menutupi jendela oval koklea
dan menyalurkan variasi tekanan ke cairan di koklea.
Saraf koklea memberikan informasi
mengenai frekuensi dan intensitas suara yang kita dengar.Koklea memiliki ukuran
sebesar ujung kelingking.Koklea dibagi menjadi tiga ruang kecil berisi cairan
yang terdapat disepanjang koklea.Jendela oval terletak di salah satu ujung
rongga vestibular,ruang tengah adalah duktus koklearis,dan ruang ketiga adalah
rongga timpani.Rongga vestibular dan rongga timpani saling berhubungan di ujung
spiral.
6.
Sel
Rambut Berperan Penting dalam Deteksi Suara
Sel-sel rambut organ Corti merupakn
alat utama yang mengubah energi suara menjadi sinyal listrik saraf.Sel-sel
rambut memiliki berkas “rambut” yang terbuat dari 100 “rambut” yang terkemas
rapat dengan panjang beberapa mikron.Rambut terpanjan ke cairan di organ
Corti.Sewaktu membrane basilar bergerak di baah pengaruh gelombang tekanan
suara dari jendela oval,sel-sel rambut akan secara relative bergerak terhadap
cairan.Gesekan denagn cairan menghasilkan gaya mikroskopik pada rambut sehingga
rambut rambut tersebut cenderung tertekuk.Apabila tertekuk kea rah yang
sesuai,rambut rambut tersebut akan menghasilkan voltase yang dapat memicu
potensial aksi.
Dilabirin terdapat beragam sel
rambut.Sakulus dan utrikulus masing masing memiliki sekitar 15.000 dan 30.000
sel rambut untuk mengukur percepatan linear.Gerakan kecil fraksi nanometer (10-9m)
dapat menghasilkan suatu sinyal.Telinga kita menangkap suatu kisaran dinamik
lebih dari jutaan dan membuat ukuran waktu beberapa mikrodetik.
7.
Sensitivitas
Telinga
Telinga tidak sama sensitifnya di
seluruh rentang pendengaran.Telinga paling sensitiv kisaran 2 sampai 5
kHz.Sensitivitas berubah seiring dengan usia.Frekuensi tertinggi yang anda
dapat dengar akan menurun seiring dengan semakin tuannya anda,dan kekuatan
suara harus lebih besar agar anda dapat mendengarnya.Terjadi penurunan sensitivitas
pendengaran akibat penuaan disebut Presbikusis.Orang berusia 45 tahun biasanya
tidak dapat mendengar frekuensi di atas 10 kHz dan memerlukan penambahan
intensitas 10 dB.Penurunan sensitivitas sebesar 25 dB pada frekuensi diatas
2000 Hz biasanya terjadi pada usia 65 tahun.
Pendengaran berkurang lebih cepat
apabila telinga terus menerus terpajan suara keras.Sifat suara yang kita sebut
kekerasan/kekuatan(loudness) adalah respon mental terhadap sifat fisik yang
disebut intensitas Selain itu,kekuatan suatu suara sangat beruntung pada
frekuensinya.Telah diciptakan suatu satuan khusus untuk kekuatan/kekerasan-phon.Satu phon adalah kekuatan suara
1000 Hz,satu dB.10 phon adalah kekeraan suara 1000 Hz,10 dB demikian seterusnya.Kekerasan suatu suara
pada frekuensi yang lain diperoleh dengan intensitas suara 1000 Hz.
Ambang rasa adalah sekitar 100 dB
pada semua frekuensi.Apabila telinga memiliki sensitivitas yang sama terhadap
frekuensi rendah,seperti halnya pada frekuensi sekitar 3000 Hz,maka kita akan
mendengar berbagai kebisingan fisiologik,misalnya aliran darah di arteri
kepala,gerakan sendi,dan mungkin perubahan perubahan tekanan kecil di gendang
telinga akibat gerakan acak molekul udara (gerakan Brownian).Apabila anda pergi
ke ruangan kedap suara khusus yang digunakan untuk menguji pendengaran,anda
akan terkesan oleh sedemikian banyaknya suara tubuh internal yang anda dengar.
8.
Menguji
Pendengaran Anda
Apabila anda mengalami gangguan
pendengaran dan berkonsultasi ke “dokter
telinga”-seorang ahli otologi atau otolaringologi- maka anda mungkin dikirim ke
ahli audiologi untuk menjalani uji pendengaran.Terdapat tiga uji standar untuk
menilai pendengaran seseorang :
Ü
Audiometri
nada murni (Pure Tone Audiometry)
Ü
Audiometri
bicara (Speech Audiometry)
Ü
Pengukuran
impedasi (Immitance) untuk menilai fungsi telinga tengah.
8 . 1 Audiometri Nada
Murni
Uji audiometri nada murni biasanya
dilakukan dalam kamar uji kedap-suara yang dirancang khusus.Kedua telinga
diperiksa satu persatu,suara yang diujikan diperdengarkan kemasing masing
telinga melalui headset.Digunakan frekuensi frekuensi tertentu dalam rentang
250 sampai 8000 Hz.Pada setiap frekuensi,operator menaikkan dan menurunkan
volume sampai diperoleh ambang pendengaran yang konsisten.
Ambang pendengaran kemudian digambarkan
ke sebuah bagan dan dibandingkan dengan ambang pendengaran normal.Penurunan
pendengaran tersebut disebabkan oleh kerusakan saraf pasial di koklea,suatu
contoh gangguan pendengaran sensori-sentral (yaitu suatu keadaan di saat
hantaran udara dan tulang hampir sama).
8 . 2 Mengukur
Immitance Telinga Tengah
Impedansi akustik adalah kuantitas
yang menerangkan oposisi terhadap aliran enegri suara.Contohnya,kita melihat
bahwa untuk gelombang suara di udara yang mengenai air,hanya 0,1 % dari
intensitas disalurkan ke dalam air (kehilangan sebesar 30 dB),sedangkan
intensitas dipantulkan adalah 99%.Telinga,karena pencocokan impedansinya yang
baik,menghasilkan penambahan tekanan 26 dB di jendela oval.Apabila telinga
tengah mengalami gangguan fungsi akibat rangkaian osikulus terputus,gendang
telinga berlubang atau tuba Eustachius tertutup dan telinga tengah dipenuhi
oleh cairan maka impedansi telnga tengah berubah.
Kebalikan dari Impedansi adalah
Admittance.Kata Immitance mencakup baik impedasi maupun admittance.Impedansi di
anggap terutama disebabkan oleh kekakuan gedang telinga.Kebalikan dari kekakuan
adalah keregangan (kelenturan),yang berkaitan dengan admittance.Pengukuran
immitance telinga tengah dilakukan dengan menggunakan sutu instrumen yang
serupa dengan yang diperlihatkan secara skematis.
Beberapa kelainan patologis
menyebabkan gambaran timpanogram (plot dari data gambar stematik) yang
abnormal.Keregangan statik mencerminkan kemampuan telinga tengah untuk
mengikuti intensitas suara yang datang di membran timpani.Secara
sederhana,keregangan ini merupakan ukuran seberapa besar gendang telinga
teregang di bawah tekana positif.Nilai yang rendah menunjukkan telinga yang
kaku,sedangkan nilai yang lebih tinggi daripada normal mengisyaratkan
diskontinuitas rangkaian osikulus.
Di telinga tengah terdapat dua
otot,tensor timpani dan stapedius yang dibawah kerja reflek berfungsi
melindungi telinda dari suara keras.Pengukuran refleks akustik ini digunakan
untuk menilai ganguan hantaran pendengaran dan dengan inferensi gangguan
koklea.
9.
Tuli
dan Alat Bantu Pendengaran
Pada tahun 1985 diperkirakan bahwa
21 juta orang di Amerika Serikat mengalami ketulian atau kesulitan
mendengar.Rentang frekuensi yang paling penting untuk memahami suara percakapan
adalah sekitar 250 hingga 3000 Hz.Orang yang “tuli” di atas frekuensi 4000 Hz tetapi
berpendengaran normal pada frekuensi percakapan tidak dianggap tuli atau bahkan
kesulitan mendengar.Orang dengan ambang pendengaran 30 dB di atas normal
mungkin tidak mengalami masalah pendengaran.Orang dengan ambang pendengaran 90
dB di anggap tuli atau tuli total.Sekitar 1 % dari populasi memiliki ambang
frekuensi percakapan lebih dari 55 dB dan harus menggunakan alat bantu
dengar.Sekitar 1,7% mengalami cacat pendengaran ringan,mereka mengalami masalah
dengan percakapan normal tetapi tidak kesulitan dengan percakapan
keras.Gangguan pendengaran meningkat seiring dengan usia.
Tingkat suara rerata pada percakapan
adalah sekitar 60 dB.Seseorang dengan penurunan pendengaran 45 dB di rentang
500 sampai 2000 Hz mungkin baik baik saja (pendengar yang baik) di pesta tetapi
tidak banyak mendengar percakapan di ruangan yang tenang.
9 . 1 Penurunan
Pendengaran Akibat Gangguan Hantaran dan Saraf
Terdapat dua penyebab umum
penurunan pendengaran


Penurunan
pendengaran akibat gangguan hantaran mungkin bersifat temporer akibat
tersumbatnya gendang telinga oleh serumen atau akibat cairan ditelinga tengah
(otitis media).Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh pengerasan tulang tulang
kesil di bagian tengah dan dapat diperbaiki dengan operasi yang disebut
stapedektomi,yaitu stapes.Apabila penurunan pendengaran hantaran tidak dapat
disembuhkan,dapat digunakan alat bantu pendengaran untuk menghantarkan suara
melalui tulang tengkorak ke tekinga dalam.
9
. 2 Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar adalah suatu alat
yang memperkuat suara yang datang.Alat ini terdiri dari sebuah mikrofon untuk
mendeteksi suara,amplifer untuk
meningkatkan energi suara,dan pengeras suara untuk menyalurkan energi yang
telah ditingkatkan tersebut ke telinga.Alat bantu dengar pertama adalah
terompet telinga.Alat ini berbentuk seperti corong dan memusatkan energi suara
ke telinga.Terompet telinga tidak pernah populer,mungkin karena kecenederungan
manusia untuk menutupi kecacatan mereka.
Alat bantu dengar elektronik tahap
awal,sebelum ditemukannya transistor,berukran besar dan boros batrai.Bentuk selanjutnya
yang cukup populer adalahyang penerima dan amplifer-nya terletak dibingkai
kacamata dengan sambungan ke pengeras suara di telinga.Tipe ketiga alat bantu
dengar adalah yang terletak dibelakang telinga,tipe paling populer adalah yang
terletak di telinga.Berkurangnya ukuran ini terutama disebabkan oleh
miniaturisasi sirkuit elektronik.
Saat ini alat bantu dengar
elektronik banyak digunakan.Alat ini paling berhasil digunakan untuk gangguan
pendengaran 40 dB sampai 85 dB.Untuk penurunan pendengaran yang kurang dari 40
dB,alat ini cukup dipakai sekali sekali.Terbatasnya keberhasilan alat bantu
dengar untuk gangguan pendengaran yang lebih 80 sampai 85 dB.Alat bantu dengar
tidak dapat memulihkan pendengaran menjadi normal.Alat ini hanya dapat membantu
mengompensasi penurunan pendengaran.contohnya,penurunan pendengaran yang akut
melebihi 3000 Hz tidak dapat diperbaiki secara tuntas oleh alat bantu
dengar.Sampai saat ini masih terus dilakukan penyempurnaan terhadap alat bantu
dengar.Penurunan pendengaran tidak bersifat linier,oleh karena itu,amplifikasi
pada alat bantu dengar haruslah nonlinier agar suara yang terdengar oleh
telinga lebih baik.
Sekarang tersedia alat bantu dengar
digital bagi para pemakai yang mencari teknologi paling maju dalam alat bantu
dengar.Karena mikrominiaturisasi sirkuit elektronik,alat bantu dengar digital
dapat dipasang dengan nyaman di telinga sekaligus memiliki fitur-fitur yang
lebih baik karena teknologi digital.Alat ini dapat diprogram untuk telinga
pemakai dan mampu menyaring suara yang diinginkan serta menekan suara yang
tidak diinginkan.Alat bantu digital merupakan instrumen “ cerdas” dan
mencerminkan upaya yang terus menerus untuk menghadirkan alat bantu dengar yang
berkualitas lebih baik.
10.
Sistem
Indra Vestibular
Kita umumnya tidak menyadari sistem
sensorik ini.Kita akan secara tidak nyaman menyadarinya saat kita mengalami
mabuk perjalanan.Pada sebagian orang yang tuli kongential,sistem sensorik ini
juga tidak dapat mempertahankan keseimbangan dengan menggunakan indra lain,misalnya
penglihatan dan sinyal tekanan.
Sistem vestibularr memiliki lima
sensor terpisah.Prinsip-prinsip fisika di sel rambut dalam sensor gerakan
identik dengan prinsip sel rambut di organ Corti untuk mendengar.Semua
vertebrata memiliki sensor sel rambut serupa dengn pendengaran.Sel-sel rambut
yang jumlahnya 134.000 di sensor gerakan jelas lebih banyak dari pada 32.000
sel rambut di telinga dalam.Detektor gerakan yang paling nyata adalah sensor
untuk percepatan angular yang terletak di dalam tiga saluran tengah lingkaran
(kanalis semisirkularis).Masing masing dari saluran ini,yang dikelilingi oleh
tulang keras,terletak dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap dua saluran
lainnya.DNA yang memprogram konstruksi canggih ini layak dikagumi.Sewaktu janin
mengalami pertumbuhan tengkorak,arah janin terus menerus berubah.Diragukan
apakah para insinyur modern terbaik dapat menunjukkan bagaimana cara membangun
suatu struktur rumit kecil yang mengandung ribuan sensor di dalam suatu bahan
keras.
Masing masing kanalis semisikularis
ini berisi endolimf yang terpisah dari kupula,suatu gelembung di ujung
saluran,oleh sebuag septum.Gerakan cairan sewaktu percerpatan mendorong septum
dan hal ini menyebabkan gerakan di dalam kupula tempat sel – sel rambut berada.
Terdapat dua sensor gerakan untuk
percepatan linier yang tegak lurus satu sama lain dekat dasar kanalis
semisirkularis.Utrikulus (U) merasakan percepatan dibidang horizontal dan
sakulus (S) merasakan percepatan di bidang vertikal.Memiliki sensor gerakan di
sisi tubuh yang berlawanan merupakan suatu hal yang berlebihan.Cara lebih umum
untuk membingungkan sensor gerakan adalah dengan mengonsumsi alkohol yang
tampaknya mengubah densitas cairan di kanalis semisirkularis.Hal ini dapat
menimbulkan kesan bahwa ruang sedang bergerak.Kita sebaiknya tidak berjalan
saat ruangan bergerak.
Penyakit Meniere di telinga tengah
cukup sering dijumpai.Penyakit ini dapat menyebabkan vertigo-pusing berputar
(kleyengan) dan merasa ingin jatuh.Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya
tuli di telinga yang terkena.Infeksi bakteri dan virus di telinga dalam juga
dapat menyebabkan vertigo.